Terima Kasih, Seuntai Kata Tulus



Sehari ini berapa kalikah Anda mengucapkan terima kasih dan menerima ucapan terima kasih?
Atau barangkali Anda tidak pernah melakukan dan menerimanya? :)

Waktu saya kecil dulu, kakak saya selalu menjewer telinga saya bila kedapatan saya tidak mengucapkan terima kasih saat menerima suatu pemberian. Dia akan selalu menjewer ringan sambil berkata "ayo sudah terima pemberian orang kamu bilang apa?". Dan saya pun dengan malu-malu dan cenderung sulit mengatakan "terima kasih" , "xie-xie", "makaci", atau sejenisnya karena waktu kecil tahunya cuma hepi saja kalau sudah menerima pemberian tapi cenderung mengabaikan kata terima kasih.

Beranjak makin besar, saya sudah terbiasa mengucapkan terima kasih bahkan ketika saat saya berbelanja sekalipun. Dan selama itu pula saya tidak pernah berpikir apapun ketika saya mengucapkan terima kasih terlebih dahulu ketika saya berada di posisi konsumen, yang ada di kepala saya selalu :

"terima kasih, karena Anda sudah memperbaiki motor saya" -> ketika di bengkel
"terima kasih, karena Anda sudah melayani saya membawakan makanan" -> di warung/restoran
"terima kasih, karena Anda sudah memberikan informasi" -> customer service
"terima kasih, karena Anda sudah mengisikan bensin saya" -> di pompa bensin
"terima kasih, karena Anda sudah menghadiri sesi seminar saya" -> seminar

Dan meskipun dongkol terhadap pelayanan mereka, saya tetap mengucapkan terima kasih, tanpa peduli mereka 'ndableg' atau lainnya.
Karena dengan saya mengucapkan terima kasih kepada mereka, maka mereka pun senang karena Anda menghargai mereka.

Saya pikir saat itu saya terlalu sopan (wuaa..sopan ni ye).. tapi ternyata tidak, cukup banyak juga rekan-rekan saya seperti itu dengan satu alasan serupa:

"Tidak berat koq untuk bilang terima kasih"
"Tidak ada ruginya bagi kita untuk bilang terima kasih"
"Rasa syukur karena kita ada yang melayani "(meskipun dongkol-dongkol, toh niat kita baik, jadi makan aja tuh karma buruknya kalau dongkol-dongkol hehehe)
"Berharap di lain waktu kita pun merasakan kegembiraan yang sama jika orang menghargai bantuan kita"

Ada sebagian pendapat yang mengatakan mengapa kita harus berterima kasih duluan ketika posisi kita sebagai konsumen?
Apakah sebaiknya kita tidak mengucapkan terima kasih ketika kita berada disisi yang dilayani baik pada posisi standar kita atau standar mereka ?

Untuk contoh nomer dua mungkin jelasnya adalah, ketika kita berada di Restoran besar mungkin si pramusaji mengatakan banyak hal yang bersifat standard misalnya "pesanan Bapak/Ibu sudah kami catat , boleh kami ulang?" atau "selamat menikmati hidangan kami, bila Bapak/Ibu memerlukan bantuan kami, silahkan panggil kami kembali", atau lainnya. Nah kondisi yang seperti itu mungkin adalah standard yang Anda harapkan, dan Anda pun berterima kasih kepada pramusaji tersebut karena memberikan service excellent di hadapan Anda. Lalu ketika Anda berada di sebuah depot sederhana, Anda tidak mendapatkan standard yang Anda harapkan. Dengan tiba-tiba saja Anda berkata "Wah kok tidak sopan ya, kita sudah bayar kok tidak ada terima kasihnya?"

Sekarang saya kembalikan kepada Anda, tidak salah berpendapat seperti itu, namun sedemikian mahalkah sebuah kata terima kasih?
Begitu sulitkah mengucapkan terima kasih kepada orang dengan melihat sisi lain yang telah kita terima?

Dalam kasus depot sederhana tadi, tidak kah kita berterima kasih atas tempatnya yang nyaman barangkali, masakannya yang pas di lidah Anda, atau musik yang disetel dengan pas di telinga Anda, atau toiletnya yang bersih mungkin, atau hal-hal lain yang sebenarnya juga memicu kepuasan Anda?

Meskipun mungkin hati jengkel karena ada standard-standard tertentu yang tidak bisa Anda terima, tapi yakinlah ada titik terkecil yang Anda dapatkan yang saat itu tidak Anda pahami karena berada jauh dari standard Anda. Bahkan dalam agama saya, ketika kita menolong orang yang kesusahan sekalipun semestinya kita berterima kasih karena mereka adalah ladang yang baik untuk menanam karma baik. Kita diberi kesempatan beramal pada waktu yang tepat, kepada orang yang tepat, dan dengan cara yang tepat juga. Apakah tidak layak Anda berterima kasih (syukur) dalam situasi seperti itu?

Jadi mari kita sama-sama mengakhiri suatu interaksi dengan selalu berkata dengan riang dan ringan "terima kasih" semoga Anda menerima kebahagiaan di masa mendatang.
Jika Anda berbahagia dan bergembira karena mendapat ucapan terima kasih dari seseorang, maka pikirkanlah hal yang sama ketika Anda yang mengucapkannya kepada seseorang; orang tersebut pasti gembira.

Terima kasih :)

Comments

pr4muk4 said…
This comment has been removed by the author.
pr4muk4 said…
Terima Kasih Bli Wayan atas tulisannya yang menggugah hati ini.

Sekali lagi saya ucapkan Terima Kasih.


s4l4m
k4n6 Pr4m

Popular Posts