Pertanyaan Klasik Seputar Implementasi IT di Perusahaan

Hidup di kota yang serba terbatas cukup menyulitkan saya untuk menulis secara rutin di blog ini. Kemarin saya sempat membaca-baca artikel bebas dan menemukan hal menarik yang sering saya jumpai di berbagai kesempatan.

Seringkali kita menemui perusahaan yang merasa enggan untuk menerapkan sistem informasi / teknologi informasi di perusahaan mereka dengan berbagai alasan seperti:
  • "Perusahaan saya sulit mencari SDM"
  • "Perusahaan saya cukup menggunakan sistem yang sudah ada, toh masih bisa digunakan"
  • "Bawahan kami resah dan mengkhawatirkan akan digantikan oleh SDM yang
    baru"
  • dsb
Keadaan seperti di atas sudah sangat jamak dan merupakan entry barriers bagi kemajuan perusahaan dalam jangka panjang. Situasi ini dapat dianalogikan dengan pekerjaan memotong kayu antara menggunakan belati dan gergaji. Kedua alat tersebut dapat memotong sebilah kayu, tetapi manakah yang lebih efektif dan efisien?

Digitalisasi dan modernisasi tools dalam sebuah bisnis tidak dapat dipandang sebagai sebuah alasan untuk 'memelihara tenaga kerja' atau 'menghamburkan' uang perusahaan untuk sesuatu yang 'mungkin'
memberikan impact yang dapat merugikan usaha Anda.

Namun sebaliknya bahwa digitalisasi dan modernisasi harus tetap berjalan dan dilakukan di berbagai bidang untuk menghadapi tantangan yang tampak di depan mata yaitu peningkatan kualitas proses usaha.Disini dituntut peran strategis yang dimainkan oleh semua elemen dalam perusahaan.

Dalam sebuah artikel bisnis yang disampaikan oleh salah satu pakar bisnis menyebutkan bahwa:
  • Proses dan old fashioned technology akan menjadi beban yang semakin
    mahal seiring dengan berjalannya waktu. Mengapa?
  • Karena akan semakin sulit mencari tenaga/sumber daya yang mampu menjalankan proses
    yang sudah out of date, kuno (old fashioned). Akibatnya?
  • Proses dan teknologi kuno tersebut akan memperkecil dan menghambat
    penghematan skala besar yang seharusnya bisa didapatkan dari
    modernisasi dan digitalisasi tools. Akibat lanjutannya?
  • Secara jangka panjang konsep lama tersebut akan melemahkan daya saing
    perusahaan baik dari sisi inovasi produk maupun jasa yang disediakan
    bagi pasar.

Situasi ini juga tidak dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang bodoh/kolot (karena bisa memiliki banyak usaha lain atau cabang), namun hal ini hanyalah merupakan lack of progress
karena mereka sejatinya kolot dari sisi kualitas proses.


So, peran strategis perusahaan :

  • tidak hanya merupakan tanggung jawab SDMnya
  • tidak hanya merupakan pemikiran pemimpinnya
  • tidak hanya pada seberapa bagus rule of game-nya

tapi..


bergantung kepada bagaimana perusahaan itu disiapkan untuk selalu siap dalam berdinamika secara aktif di tengah laju perubahan dan modernisasi yang semakin kencang. Perubahan standard akademis, bisnis, laju teknologi, maupun profesi menuntut kita untuk selalu mencari sumber pengetahuan dan skill baru secara terus menerus dan menjalarkannya ke akar-akar organisasi perusahaan Anda untuk bisa memperkuat seluruh komponen organisasi dan siap dengan berbagai tantangan.

Bagaimana menurut Anda?

Comments

Popular Posts