Sudah merdeka, tapi tidak (belum) Kaya

Sebenarnya saya merasa malas-malasan untuk menulis tentang negeri kita. Saya enggan menulis banyak, tapi saya mencoba untuk sedikit meluapkan emosi saya tanpa peduli apa pendapat Anda, mau bilang saya edan monggo, gendeng, buduh, lengeh; sok budeg aja sudah..peduli amat.

Kita selalu menganggap Merdeka negeri yang katanya terbentang dari Sabang sampai Merauke tapi DIGEROGOTI bangsa asing bahkan kehilangan 2 pulau yang dulunya dibangga-banggakan.Katanya kalah diplomasi, saya tidak percaya, saya bahkan percaya masyarakat 2 pulau tersebut pasti lebih happy ikut negara tetangga. Itu karena Indonesia terlalu Jakarta sentris.

Coba perhatikan, betapa kontras kehidupan saudara kita di perbatasan antar negara. Betapa tidak tercukupinya derajat hidup mereka yang dilenakan oleh kata-kata hidup sederhana, tidak neko-neko, terima nasibmu, dsb nya yang melemahkan mental mereka. Pendidikan dan derajat hidup mereka selama sekian puluh tahun Indonesia menyatakan kemerdekaan (huruf kecil) tidak ada perubahan signifikan yang mampu membuat hidup mereka ke arah yang lebih baik dibandingkan negara tetangga.

Kekayaan tanah mereka diexplorasi habis-habisan, tapi pendidikan dan derajat hidup mereka tidak ada yang memperhatikan. Pemerintah hanya berkoar-koar dan mengancam ketika kesabaran masyarakat di pulau-pulau pinggir atas bendera Merah Putih kukut dan menggantinya dengan bendera separatis.

Siapakah yang salah? Sudah cukupkah perhatian pemerintah terhadap wilayah mereka?

Saya sampai berpikir ekstrim , semoga ada yang punya ide dan mimpi seperti saya. Mimpi saya:
  • Pusat pemerintahan harus ada di 3 wilayah (Barat, Tengah, dan Timur) supaya pemerintah dapat merasakan pertumbuhan wilayahnya, cadangan pusat pemerintahan, dan perimbangan kekuatan polekososbudhankam ("i"-nya kemana ya?).
  • Jakarta harus mandiri,kondisi saat ini justru menunjukkan Jakarta adalah kota yang manja dengan dalih identitas negara. Bayangkan saja kalo Jakarta dibombardir, mau kemana Indonesia.
  • Pemerintah harus punya target pertumbuhan daerah tiap tahun.Perkuat dan percepat pertumbuhan masyarakat di daerah perbatasan. Jika mereka tumbuh dengan baik, maka kecintaan akan negeri pasti akan kuat.Ingat kambing, anjing, dan kucing liar akan masuk rumah jika pagar rumah Anda tidak terawat dengan baik.
  • Daerah explorasi harus memiliki jalan, pelabuhan, dan pangkalan udara yang memadaiRakyat harus didisplinkan, bila perlu wajib militer. Rakyat sudah cenderung emosional, tidak disiplin, etos kerja rendah.
  • Hentikan sinetron yang menjual mimpi (sh**t mimpinya jauh amit hahaha), orang miskin masih banyak. Mbok ya'o bikin film yang bisa menjadi panutan dan semangat bagi masyarakatnya untuk bangkit dari keterpurukan. Sutradara kok mikirnya mimpi terus..gak ada ide lain..payah! Bravo buat sutradara yang berani tampil beda.
  • Pendidikan harus dimeratakan dengan jalan menggabungkan wajib militer dan pengembangan wilayah oleh mahasiswa
  • Tiru bangsa Cina, berantas korupsi tanpa ampun. Harus top-down bukan sebaliknya.
  • Perhatikan orang-orang yang punya talenta khusus, beri penghargaan dan kepercayaan untuk mengembangkan teknologi. Jangan biarkan mereka bekerja dengan negara lain.
  • Pendidikan harus disiplin. Nyontek -> ngulang, guru telat-> potong salary..fair game n fair rule.
  • Insentif pajak bagi perusahaan yang bersedia membangun sarana umum (sekolah, jalan, dsb) pada masyarakat/daerah binaan dan berhasil merawat serta mengelolanya selama 5 tahun. Ini memberikan imbas kepercayaan bahwa pajak yang dibayarkan digunakan secara penuh untuk mengelola dan mengembangkan daerah binaannya.
  • Buang aparat pemerintah yang sok belagu dan bossy, jadi pembantu or abdi rakyat aja belagu. Kita gak kurang orang yang berjiwa bersih untuk gantiin posisi mereka.
  • Redefinisi kembali isu HAM, militer kita jadi serba salah dengan isu HAM yang gak jelas rule-nya. Mau nembak salah, tidak menembak pun rakyatnya jadi merasa jagoan. Lama2 kita lemah hankam-nya dan negara lain menjadi mudah saja untuk 'menjajah' kalau mau. Masak para prajurit jaman sekarang mau dilawan dengan bambu runcing lagi?

Bangsa kita harus lebih dimerdekakan hak-haknya, ditingkatkan derajat hidupnya.
Jika dalam 10 tahun mendatang Indonesia tidak berubah ( tidak berani berubah secara extreme), maka bila waktunya itu tiba rakyat Indonesia hanyalah bidak bagi bangsa lain dalam percaturan dunia.

Maukah kita kembali menjadi jongos di negeri sendiri dan sibuk berkoar-koar tentang ketidakadilan tanpa mau andil dalam menciptakan kemakmuran dan keadilan di negeri ini?

Hey stop mimpi, stop demo..saatnya kembali 'membajak' dan 'merawat' negeri ini agar siap ditanami kembali.

Wed.14/08/2007. 19:50

Comments

Anonymous said…
Weh..weh...
Bung yang satu ini ternyata cukup pedes juga kalo bikin kritik...

Pencerahan di malam hari waktu nulisnya ya Ko? :)

Nice article

:)

Okta
pr4muk4 said…
Merdeka atoe Mati....

Mati aja dahhhh...

Popular Posts